Cara Website Pemula

Custom Search

Belajar Sepanjang Hayat

A. Belajar sepanjang hayat

Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.

Dari sini dapat dipahami bahwa belajar merupakan kebutuhan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan disepanjang hayatnya. Melalui pembahasan ini dimaksudkan untuk lebih memahami hakekat belajar dan bagaimana memberikan motivasi bahwa belajar itu sebenarnya berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan sejak dari buaian sampai liang lahat.

Bagi mereka yang mencintai Filsafat sebagai dasar/ibu Ilmu pengetahuan tentu tidak begitu sulit memahami pertanyaan diatas. Kita mulai saja dari falsafah filsafat sebagai suatu ilmu. Falsafahnya ialah selalu bertanya untuk mendapatkan kebenaran! Kata "Bertanya" adalah dasar dari pengembangan Ilmu Pengetahuan, ilmu apapun (sengaja saya pergunakan bahasa sederhana untuk lebih memahami). Dari Pertanyaan-pertanyaan yang ada, melahirkan metode-metode/teory-teory pengembangan dan penelitian untuk mengetahui suatu kebenaran (lahirnya Sosiologi, Antropologi, Hukum, Matematika, ilmu fisika, kimia, ilmu kemiliteran, ketatanegaraan dst). Ini dasar berfikir FILSAFAT.

Untuk menjadi seorang Ilmuwan (ilmuan) harus dimulai dari ilmu yang akan kita pilih sebagai pilihan untuk dipelajari/didalami. Ilmu apapun di dunia ini, kalau tidak dengan sungguh-sungguh kita dalami/pelajari/digali seseorang tidak akan sampai pada status Profesional (ahli, pakar). Filasafat dalam hal ini,.
Manusia merupakan mahkluk yang paling sempurna, bila dibandingkan dengan mahkluk lain (binatang dan tumbuhan) ciptaan Tuhan, kesempurnaan manusia, karena potensi akalnya. Dengan potensi akalnya, manusia dapat menundukan alam tempat menghuninya, namun apabila potensi akalnya tidak difungsikan secara optimal, maka manusia tidak akan memiliki arti apa-apa dalam hidupnya, manusia tidak lebih seperti mahkluk lain yang hanya melakukan reproduksi. Oleh karena itu pendidikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan fungsi akal dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang amat vital dalam upaya pengembangan daya dan kreasi manusia.
Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia sepanjang hidupnya, baik sebagai mahkluk individu maupun sebagai mahkluk sosial. Manusia sebagai mahkluk individu memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, oleh karena itu sejak ia lahir manusia harus mendapatkan pendidikan untuk membekali hidupnya. Pendidikan merupakan proses pelaksanaan berbagai usaha yang dilakukan dengan sadar untuk merubah pengetahuan, sikap, dan membekali keterampilan seseorang atau kelompok melalui interaksi pembelajaran. Pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sadar melalui proses kegiatan belajar dalam upaya menambah suatu bentuk kegiatan yang menjadikan seseorang individu sesuai dengan kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan-kebiasaan, undang-undang, keyakinan, bahasa, dan lembaga-lembaga sosial dari satu generasi ke generasi lainnya.
Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir tentang diri dan lingkungannya melalui proses pembelajaran. Sedangkan berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa ilmu.
Ilmu merupakan buah pemikiran manusia dalam menjawab berbagai persoalan yang ditemukan dalam hidupnya yang disusun secara kritis, analitis, dan sistimatis, serta telah dibuktikan kebenarannya. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah makna ilmu itu sebenarnya bagi kehidupan manusia.
Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya tidak mengetahui makna ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punyai sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang mengenal makna ilmu yang sebenarnya.
Ilmu diperoleh melalui pendidikan dengan melakukan proses pembelajaran, kehidupan tanpa ilmu ibarat berjalan tanpa petunjuk, sehingga pendidikan bagi hidup manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan tuntutan kehidupan yang harus dilakukan seumr hidup. Berdasarkan latar belakan di atas, maka lahirlah beberapa masalah yaitu
Apa makna pendidikan bagi kehidupan? apa manfaat pendidikan bagi kehidupan manusia? mengapa pendidikan merupakan tuntutan kehidupan yang berakal?

B. Pendidikan Sebagai Sarana Pengembangan Kualitas Manusia.
Pendidikan merupakan sarana pengembangan kualitas manusia untuk dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu, moral, dan keterampilan. Pendidikan sebagai sarana pengembangan kualitas potensi manusia yaitu pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai kualitas manusia menjadi berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Fungsi pendidikan sebagai saran pengembangan kualitas hidup manusia dilakukan melalui proses pembelajaran yang dalamnya meliputi aspek, yaitu proses alih nilai (transfer of Value), proses alih pengetahuan (transfer of knowledge), dan proses alih metodologi (Transfer of Methodology)
Melalui proses pendidikan sebagai sarana pengembangan kualitas manusia, peserta didik didorong untuk berpikir, menilai, dan bertindak. Sedangkan hasil dari proses pendidikan yang diinginkan barulah tercapai bila berpikir dan tingkah lakunya membantu kebutuhan individu dan kesejahteraan kelompoknya. Individualisasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kemampuan pribadi, termasuk juga kehidupan sosialnya.
Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia yang dalam prosesnya meliputi tiga hal:
(1) proses pembudayaan,
(2) proses pembinaan iman dan takwa,
(3) Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Proses pembudayaan ialah proses transformasi budaya yang berkaitan dengan nilai-nilai etis, estetis dan nilai budaya, serta wawasan kebangsaan dalam rangka terbinanya manusia berbudaya. Proses pembinaan iman dan taqwa ialah transformasi nilai-nilai keagamaan (iman, taqwa, kebajikan dan lain sebagainya). Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah mengembangkan potensi kearah terbinanya kemampuan manusia sebagai manusia yang mampu mengembangkan dirinya dan mengolah lingkungannya, dengan kemampuanya untuk menciptakan dan memanfaatkan dalam proses mengatasi persoalan hidupnya, maka akan mendapatkan kesejahteraan bagi umat manusia. Sedangkan keselarasan dalam kaitannya dengan individu dan masyarakat untuk keperluan pendidikan dari perspektif subyek dan perspektif pendidik. Hal ini bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah proses pemanusiaan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa fungsi pendidikan bagi kehidupan manusia meliputi: proses interaksi manusia yang ditandai keseimbangan dan kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik, usaha penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan hidup yang terus menerus, meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat, berlangsung seumur hidup, kuat dalam mengahadapi prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

Dengan demikian sekolah sarana pendidikan pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk dan menyiapkan seseorang untuk menjadi orang yang memiliki pengetahuan, mandiri, professional, serta bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup manusia di masa mendatang.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan dalam pelaksanaanya dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik dari aspek keilmuwan dan moral maupun dari aspek keterampilan. Selain dari jalur pendidikan formal dan non formal sebagai sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia, jalur pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya adalah jalur pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Sebab pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama di mana anak mulai diperkenalkan dengan dunianya yang mengitarinya. Anak-anak mulai mengenal dunia karena diperkenalkan oleh keluarganya terutama oleh ayah ibunya sebagai pendidikan yang pertama sekali dalam proses pendidikan manusia. Oleh karena itu pendidikan keluarga menjadi pendidikan yang begitu amat penting dalam kehidupan manusia dalam pengembaraannya di dunia ini.
Demikian bahwa pendidikan formal, non formal dan pendidikan imformal merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.

D. Pendidikan Seumur Hidup Adalah Kebutuhan Manusia Sebagai Mahluk Berakal.
Berdasarkan uraian di atas tentang pendidikan sebagai sarana pengembangan kualitas hidup manusia, serta unsur-unsur sarana pendidikan, maka dapat dipahami bahwa pendidikan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan kebutuhan sepanjang hidup manusia. Oleh karena itu pendidikan seumur hidup merupakan tuntutan bagai manusia sebagai mahkluk yang berakal.
Dalam kaitan ini John dewey menyatakan bahwa: “Education is the the proses without end”, atau pendidikan itu adalah suatu proses tanpa akhir, maka sejalan dengan strategi pendidika yang secara universal ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai “Life long education” yaitu pendidikan sepanjang hayat, maka tugas dan fungsi pendidikan dengan demikian berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan bagaikan spiral yang sambung menyambung dari satu jenjang ke jenjang yang bersifat progressif memenuhi kebutuhan manusia dalam bermasyarakat secara luas.
Demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan seumur hidup merupakan tuntutan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal. Dalam kaitan ini Islam sebagai agama yang universal didalamnya terkandung ajaran tentang kewajiban manusia untuk memperoleh pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan dalam Hadit Rasulullah SAW:
Artinya: “Tuntutlah ilmu itu dari sejak lahir sampai meninggal dunia”. (HR. Ibn. Abd. Bar.)
Hadits di atas menunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi manusia sepanjang hayat, tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Ilmu dihasilkan melalui proses pendidikan, karena pendidikan dialamnya adalam bertujuan untuk pengalihan ilmu, moral, dan keterampilan. Jadi menuntut ilmu identetik dengan melaksanakan pendidika. Dalam kaitan ini pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan dan harus ditempu selama hayat masih dikandung badan, yang dalam pelaksanaannya harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana Kemudian dinyatakan dalam Firman Allah dalam Al-Qur,an,
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (Q.S. At-Tahrim 6)
Ayat di atas menjelaskan kepada kita untuk melaksanakan pendidikan yang bersipat terarah, terintegrasi dan menyeluruh. Ayat lain menyatakan,
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S. Asy-Syu’ara; 214)
Demikian berdasarkan ayat di atas, nampak bahwa pendidikan seumur hidup bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal dalam ajaran Islam dinyatakan secara mendasar, agar manusia dapat memperoleh kesejahteraan hidupnya sebagai akhir dari tujuan pendidikan. Dalam ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan yang harus diutamakan yang di awali dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Dalam ajaran Islam manusia dibedakan derjatnya berdasarkan ilmu yang dimilikinya, karena ilmu adalah petunjuk hidup, bagi mereka yang berilmu dapat menjalaninya hidupnya sesuai dengan ilmu yang dimilkinya. Dalam kaitan ini Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Katakanlah (ya Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu! Sesunggunyalah yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar 9).
Kutipan ayat di atas, menunjukan bahwa manusia sebagai mahkluk yang berakal dibedakan oleh oleh ilmunya dan bagi manusia yang tidak memiliki ilmu derajatnya lebih rendah dari yang bearilmu. Sedangkan ilmu diperoleh melalui pendidikan. Jadi untuk dapat meningkatkatkan derajat kemanusiaanyanya secara terus-menerus maka manusia perlu pendidikan, sehingga pendidikan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan keharusan sepanjang hayatnya. Dengan kata lain pendidikan seumur hidup merupakan tuntutan bagui manusia yang berakal.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan sarana pengembangan kualitas hidup manusia untuk dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu, moral, dan keterampilan. Pendidikan sebagai sarana pengembangan kualitas potensi manusia yaitu pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai kualitas manusia menjadi berkembang sesuai dengan kapasitasnya.. Fungsi pendidikan sebagai sarana pengembangan kualitas hidup manusia dilakukan melalui proses pembelajaran yang dalamnya meliputi aspek, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Manusia sebagai mahkluk yang berakal mengalami proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Karena pendidikan bagi manusia merupakan bimbingan, pembinaan, dan arahan yang mampu memberikan petunjuk bagi hidup manusia menjadi lebih berarti sesuai dengan eksistensi manusia yaitu mahkluk pencipta perubahan di muka bumi.
3. Sekolah, masyarakat, dan keluarga merupakan sarana pendidikan dalam pengembangan kualitas hidup manusia, ketiga sarana pendidikan tersebut merupakan unsur yang saling melengkapi dalam proses pendidikan yang dilakukan oleh manusia. Sehingga ketiganya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
4. Proses pendidikan bagi manusia merupakan tuntutan yang berlangsung seumur hidup, karena manusia dipandang sebagai “Homo edukandum”, mahkluk yang harus didik. Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat merupakan tuntutan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal, karena manusia sebagai mahkluk yang berakal senantiasa melakukan berbagai perubahan sebagai aktualisasi potensi kemanusianya melalui daya, karsa, dan cipta.

Setiap hari dalam hidup kita selalu ada kejadian dan peristiwa. Sungguh banyak dan mungkin kita tak pernah menghitungnya. Seandainya saja kita sadar bahwa apa yang kita alami setiap harinya adalah ilmu dan kita bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut, maka mungkin saat ini kita akan jauh lebih baik dari sekarang. Dan hanya sebagian orang saja yang bisa belajar dari kehidupannya sendiri juga dari kehidupan orang lain di sekelilingnya.
Ada yang mengatakan bahwa kehidupan adalah sebuah sekolah dan pengalaman adalah filsafat yang mengajarkan dengan contoh. Jika setiap kali menemukan masalah terus introspeksi diri dan menganalisa sebab, akibat dan mengambil solusi dari masalah yang ditemui maka menurut saya itu yang maksud “long life education”. Karena belajar bukan hak seorang pelajar dan mahasiswa saja. Semua orang punya hak untuk belajar. Seorang petani akan terus belajar bagaimana cara mendapatkan hasil panen yang melimpah, seorang nelayan akan belajar cara menaklukan laut dan mendapatkan ikan yang banyak. Bahkan binatang sekalipun selalu belajar setiap harinya. Dengan nalurinya binatang bisa mengetahui, kalo hari ini dia terperosok dijalan A, maka besok dia akan lebih hati atau bahkan dia beralih ke jalan B.
Dan belajar itu sungguh sangat kompleks. Dan dimana pun dan kapan pun kita harus selalu lebih baik walaupun tidak menjadi yang terbaik (syukur-syukur jadi yang terbaik ) dalam setiap langkah hidup kita.
1.KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.
2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.
3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.
4. KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.
Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.
5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.
6. KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.
7. KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.
8. KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
Ada baiknya kita menjajaki jenis kecerdasan kita sendiri mana yang sudah berkembang dan mana yang belum. Dari delapan kecerdasan (intelligence) tersebut, manakah yang menjadi keunggulan anda dan mana yang belum anada gunakan secara maksimal?. Dengan mengetahui bahwa anda memilki kelebihan atau kekurangan pada kecerdasan tertentu, anda akan dapat berbenah diri dan meningkatakn kemampuan anda. Untuk bisa mengetahui lebih jelas mana kecerdasan anda yang lebih dominan dan menjadi kekuatan anda, tidak ada salahnya menjawab pertanyaan berikut ini.
Ideologi kapitalis dalam dunia pendidikan dapat dengan mudah dilihat dari pelajaran yang dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan ilmu yang semuanya berujung dan berpangkal pada hubungan jual-beli. Hal ini secara nyata dapat dilihat dalam pelajaran ekonomi mulai tingkat TK, SD, SMP, SMU, hingga perguruan tinggi (S1, S2, S3, dst): prinsip ekonomi yang selalu harus dihafal dalam pelajaran ekonomi adalah dengan modal sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Lalu semua substansi pelajaran ekonominya adalah bagaimana membuat produk bagus yang dapat dijual untuk mencari keuntungan, bagaimana menciptakan pasar, hingga bagaimana agar orang hanya bisa beli. Bukankah ini murni perspektif kapitalis (pemilik dan penumpuk modal) yang merusak substansi pendidikan sebagai upaya mewujudkan kemanusiaan universal?
Berbeda dengan Islam yang mengajarkan tentang pola belajar yang memang seharusnya diusahakan oleh manusia dalam sepanjang hayatnya (long life education). Mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan aktivitas kita sehari-hari adalah wajib hukumnya, sehingga Islam mendorong umatnya untuk menjadi umat yang cerdas dalam memandang kehidupan, problematika, dan solusinya. “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri cina”.
Dengan demikian, Anda akan mengetahui banyak hal secara mendalam tentang materi yang sedang Anda pelajari. Semakin banyak yang Anda ketahui akan membuat Anda termotivasi untuk menggali informasi lebih dalam lagi. Sebagaimana sebuah pepatah bijak menyebutkan, “The more you know, the less you get. – Semakin Anda mengetahui, maka Anda semakin merasa tidak mengerti.”
Selanjutnya miliki sikap konsisten dengan apa yang sudah dipelajari. Sebuah ilmu pengetahuan sebaik apapun hanya akan menjadi wacana yang sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap semangat belajar jika tidak kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jim Rohn mengemukakan tentang pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan yang kita ketahui.
“We must learn to apply all that we know so that we can attract all that we want”. Kita harus belajar untuk menerapkan apa yang kita ketahui, sehingga kita dapat menarik segala sesuatu yang kita inginkan,” ungkapnya.
Demikian pula kata Confucius, “The essence of knowledge is, having it, to apply it; not having it, to confess your ignorance. – Nilai ilmu pengetahuan adalah dengan memiliki dan menerapkannya, bukan sekedar memilikinya untuk memenuhi ketidaktahuan saja.”
Kita akan mencapai kemajuan pesat di segala bidang bila kita konsisten menerapkan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Ilmu pengetahuan tentang mode, politik, keagamaan, tehnik, dan lain sebagainya tak hanya menjadi wacana di pusat-pusat pendidikan. Dengan melaksanakan semua ilmu pengetahuan yang kita miliki kedalam kehidupan sehari-hari, maka semangat belajar kita akan terus meningkat.
Selain cara-cara yang saya uraikan di atas, sebenarnya masih banyak cara lain yang dapat kita tempuh untuk menjaga semangat belajar kita. Yang terpenting adalah tetap mengupayakan belajar kapanpun dan bagaimanapun kondisi kita agar ilmu pengetahuan atau wawasan dan kualitas berpikir kita senantiasa lebih baik. Dengan demikian, kita tak hanya mampu melakukan tindakan-tindakan yang relevan dengan perubahan yang terus terjadi tetapi juga mampu menjangkau cita-cita tertinggi.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
Artinya :
“Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah
ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia)
diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang
meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula”. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Cari Info lainnya di sini :

Gabung Yuk ...

Related Post :

Technology in Education from MagPortal.com